Sabtu, 12 Juni 2010

(lagilagi) waktu

 by Essa Almallia Rahmi


Semenjak aku mengenal debaran yang menarik senyum tanpa aturan,
atau luka yang seenaknya membasahkan mata,


aku selalu mempercayakan semuanya pada WAKTU:
- menyerahkan rotasi kehidupan pada lingkarannya
- mensiasati kepedihan dalam pelukannya
- tanpa mengabaikan keajaiban yang berpendar disekelilingnya



aku pernah menghakimi segala sesuatunya dari sudut pandang yang paling picik,
maka aku juga pernah menemukan 'mereka' - yang dengan bijak dan sabar membimbingku pada jalur utama-

aku pernah terpuruk dalam kubangan cinta,
menikmati jadi orang yang tersakiti dan menghujat mereka yang kini berbahagia,
maka aku juga pernah menemukan 'mereka' - yang dengan pengalamannya mendukung kebencianku, lalu menenggelamkannya pada satu kata :


i k h l a s


ah,nikmat rasanya menguasai hal yang tidak semua orang bisa..


sekarang aku masih disini,
masih dikelilingi tempat yang sama pada waktu-waktu terburukku,
tapi bisa memandang dan merasa semuanya dengan asa yang berbeda..


aku masih mencintai jingga yang basah,
bukan untuk meluapkan keresahan lagi,
sekedar menyadarkan seseorang bahwa kebanyakan orang tak tahan dengan pesonanya,
bahkan untuk sekedar menambah koleksi warna yang kukagumi (selain hijau tentunya..)


aku mkasih,, ah.. bukan..
aku semakin mencintai hujan,
bukan lagi dengan tatapan d e j a v u dibalik jendela,
tapi dengan tatapan mantap, dan ingin skali berkata:

' hei,,hujan ini ini menahan KITA ditempat yang sama'
dan aku bahagia..


aku tidak peduli dengan usia,
aku tidak peduli dengan embel-embel abege yang sering kusematkan pada cerita kita,
aku tidak peduli jika tiba-tiba tertawa dan jantungku berlomba,
aku tidak peduli dengan pengakuan,
aku tidak peduli dengan apa kata mereka,
karena aku tidak sanggup menyangkal apa-apa, bahwa :

aku jatuh .....
ah, apakah itu cinta?




well,, aku tidak akan lupa membahas WAKTU untuk yang kesekian kalinya



karena dengan mempercayakan semuanya pada waktu,
aku menemukan lagi pusat rotasi kehidupanku,
aku menemukan cara untuk keluar hidup-hidup dari kesakitan itu,
dan aku masih menamai 'mereka yang selalu ada' dengan panggilan - malaikat dengan segala keajaibannya-

aku sayang kalian - yang dengan sadar atau tidak, slalu mendoakan yang terbaik untukku-
aku sayang kamu - yang dengan sadar atau tidak, menyempurnakanku-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar